laporan larutan cuka, gula, dan garam
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
“Pembuatan Larutan Gula, Garam, dan Cuka”

Oleh:
ARIF
KURNIANTO
D1B118068
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2018
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang
saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan
secara fisik. Larutan terdiri atas zat terlarut dan zat pelarut. Berdasarkan
daya antar listriknya (daya ionisasinya), larutan dibedakan dalam dua macam,
yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
Pada umumnya, zat yang
digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang
berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak
dan asam asetat. Akan tetapi, jika menggunakan air biasanya tidak disebutkan.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memberi pengalaman
kepada mahasiswa dalam membuat larutan gula pada konsentrasi tertentu.
Kegunaan
dari praktikum ini adalah untuk memberi
pengetahuan kepada mahasiswa untuk mengidentifikasi PH larutan gula.
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
Larutan adalah
campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing
zat penyusunnya tidak dapat dibedakan secara fisik. Larutan terdiri atas zat
terlarut dan zat pelarut. Berdasarkan daya antar listriknya (daya ionisasinya),
larutan dibedakan dalam dua macam, yaitu larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit (Hendra, 2013).
Campuran adalah zat yang terbentuk dari beberapa
jenis zat, yang sifat-sifat zat pembentuknya tetap (masih ada),(indyah, 2008).
Pada umumnya, zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol,
amoniak, kloroform, benzena, minyak dan asam asetat. Akan tetapi, jika
menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).
Sifat
dari suatu larutan ditentukan oleh jenis dan jumlah partikel zat terlarut dalam
larutan. Contohnya, rasa asin dari larutan garam bertambah seiring bertambahnya
jumlah partikrl garam yang larut,(johari, 2011).
Asidi-alkalimetri
berfungsi untuk menentukan kadar asam-basa dalam suatu larutan secara analisa
volumetric.titik akhir dari titrasi ini mudah dilihat dengan penambahan
indikator yang sesuai. Percobaan ini dilakukan untuk menentukan kadar asam cuka
(CH3COOH) dengan titrasi aside-alkalimetri. Sampai asam cuka berubah menjadi larutan
basa-asam, untuk ditentukan kadar yang mau diinginkan,(basset, 1994) .
BAB
3. METODE PRAKTIKUM
3.1
Tempat dan Waktu
Kegiatan
praktikum ini dilaksanakan di Gedung D5.2.01 Unit Agroteknologi, pada hari
Senin, 12 November 2018 pukul 13.00 WITA sampai selesai.
3.2
Bahan dan Alat
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah gula
atau glukosa (C6H12O6), garam (NaCL), cuka
atau asam asetat (CH3COOH), kopi dan susu. Sedangkan alat yang
digunakan pada praktikum adalah Labu takar ukuran 100 ml dan 500 ml, gelas
kimia, pipet tetes, termometer, gelas ukur, corong, tabung evendorf, kertas
lakmus universal, sendok dan cangkir.
3.3
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada
praktikum kali ini yaitu sebagai berikut.
1. Memperkenalkan
alat-alat laboratorium yang digunakan selama praktikum.
2. Membuat
larutan gula, larutan garam dan larutan cuka yang kemudian dihomogenkan atau
dikocok.
3. Menuangkan
masing-masing larutan didalam labu takar dengan ukurannya sesuai dengan
praktikum.
4. Menentukan
Ph setiap larutan menggunakan kertas lakmus.
BAB
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Adapun hasil
pada praktikum kali ini dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini.
Tabel 1.1 Pengenalan
alat.
No.
|
Nama Alat
|
Gambar
|
Fungsi
|
1.
|
Labu
takar
|
Untuk
membuat larutan dengan kosentrasi tertentu dan mengencerkan larutan dengan
keakurasian yang tinggi.
|
|
2.
|
Gelas
kimia
|
Tempat
untuk melarutkan zat yang tidak butuh ketelitian tinggi
|
|
3.
|
Pipet
tetes
|
Untuk
mengambil cairan dalam skala tetesan kecil saat melakukan percobaan
reaksi kimia dilaboratorium.
|
|
4.
|
Termometer
|
Untuk
mengukur suhu benda yang sangat panas.
|
|
5.
|
Gelas
ukur
|
Untuk
mengukur volume milliliter yang bervariasi.
|
|
6.
|
Tabung eppendorf
|
Sebagai wadah tempat
menyimpan larutan/campuran yang akan digunakan dalam vortex.
|
|
7.
|
Kertas lakmus
|
Kertas yang digunakan untuk
membedakan mana larutan yang dikategorikan sebagai larutan asam, larutan
basah dan larutan yang netral
|
|
8.
|
Sendok
|
Untuk mengaduk larutan
|
|
9.
|
Cangkir
|
Untuk memisahkan
larutan-larutan yang sudah dihomogenkan
|
|
10.
|
Corong
|
Sebagai alat bantu untuk
memindahkan/memasukkan larutan ke wadah atau tempat yang mempunyai dimensi
pemasukkan sampel bahan kecil.
|
4.2
Pembahasan
Larutan adalah
campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat
penyusunnya tidak dapat dibedakan secara fisik. Larutan terdiri atas zat
terlarut dan zat pelarut. Berdasarkan daya antar listriknya (daya ionisasinya),
larutan dibedakan dalam dua macam, yaitu larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit. Pada umumnya, zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O),
selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol, amoniak, kloroform,
benzena, minyak dan asam asetat. Akan tetapi, jika menggunakan air biasanya
tidak disebutkan.
Praktikum ini diawali dengan pengenalan alat-alat praktikum
termasuk diantaranya gelas kimia, pipet
tetes, labu takar, gelas ukur, corong, tabung evendorf, kertas lakmus serta
pengenalan keselamatan kerja di laboratorium PPE (Personal Protektif Equipment)
yaitu masker, baju lab, dan kaca mata lab. Untuk membut larutan gula dengan
konsentrasi 2% diperlukan 2 gr gula dan
98 ml air kemudian dihomogenkan di dalam labu takar dengan cara di kocok
sehingga terbentuklah larutan gula 2 mol. 2 mol artinya jumlah zat terlarut (2
gr gula) per volume larutan (100 ml) sehingga satuannya adalah b/v atau padatan
dalam larutan. Untuk mengetahui jenis larutannya masuk dalam PH asam atau basa
maka dilakukan pengujian menggunakan kertas lakmus.
Untuk membut larutan garam dengan konsentrasi 1
molal dan 250 ml air kemudian dihomogenkan di dalam labu takar dengan cara di
kocok sehingga terbentuklah larutan garam 1 mol. 1 mol artinya jumlah zat
terlarut (1 gr gula) per volume larutan (250 ml) sehingga satuannya adalah b/v
atau padatan dalam larutan. Untuk mengetahui jenis larutannya masuk dalam PH
asam atau basa maka dilakukan pengujian menggunakan kertas lakmus.
Untuk membut larutan cuka dengan konsentrasi 5%
akan di kecilkan kosentrasinya menjadi 2% yang akan di campurkan dengan air kemudian dihomogenkan di dalam labu takar
dengan cara di kocok sehingga terbentuklah larutan cuka 2%. 2% artinya jumlah
zat terlarut (5% cuka) per volume larutan sehingga satuannya adalah b/v atau
padatan dalam larutan. Untuk mengetahui jenis larutannya masuk dalam PH asam atau
basa maka dilakukan pengujian menggunakan kertas lakmus.
BAB
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Larutan
adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan
masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan secara fisik. Larutan
terdiri atas zat terlarut dan zat pelarut. Berdasarkan daya antar listriknya
(daya ionisasinya), larutan dibedakan dalam dua macam, yaitu larutan elektrolit
dan larutan non elektrolit. Adapun bahan yang diteliti adalah gula mengandung
glukosa 2% b/v dalam 100 ml air, 24,25 gram garam (NaCl) dilarutkan dalam 500
ml air dan larutan asam asetat dari 5% menjadi 2% dalam 40 ml air.
5.2
Saran
Adapun
saran saya pada praktikum ini yaitu semoga pada praktikum selanjutnya alat yang
digunakan lebih lengkap lagi agar kita bisa mengetahui semua dengan lebih jelas
lagi, saran untuk praktikan yaitu harus lebih berhati-hati dalam mencampurkan
larutan.
DAFTAR PUSTAKA
Budi, Iputu Hendra. 2013. Pengertian larutan.
Sulistyo Indyah.
2008. Kimia Dasar. Yogyakarta:Universitas Negri Yogyakarta.
Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika: Surabaya.
Johari dan
Rachmawati. 2011. Chemistry 3A. Jakarta: PT. Penerbit Erlangga.
Basset .1994. Asam
Cuka.http://id.wikipedia.org/wiki/asam_asetat#penggunaan. Di akses pada 18
November 2018.
Komentar
Posting Komentar